Selasa, 24 September 2013

TOMODACHI cerita tentang persahabatan



TOMODACHI
            Di dunia ini tentunya banyak sekali cerita manis dan juga indah. Seperti indahnya tinta yang tertulis di atas perkamen tua. Namun didalam hati seorang tentunya tersimpan sebuah cerita indah yang takkan pernah dilupakan. Cerita cinta, sahabat, kebersamaan, dan juga tawa. Sahabat itu seperti sekotak permen. Meski memiliki bentuk dan rasa yang berbeda namun tetap satu nama yaitu PERMEN.
Tak ada kisah yang paling indah selain kisah ke tujuh sahabat ini. Mereka bersahabat sejak SMP. Layaknya sekotak permen, mereka mempunyai sifat dan juga kepribadian yang berbeda. Namun satu hal yang membuat mereka sama. Yaitu kebersamaan dan juga sama-sama menyukai anime Jepang. Hingga sampai saat ini mereka duduk kelas 2 SMA persahabatan mereka masih tetap utuh. Tujuh sahabat itu mereka menyebutnya TOMODACHI. Diambil dari bahasa Jepang yang berarti “Sahabat”.
Yoko ketua dari tomodachi, mungkin karena Yoko ketua osis di SMA Ijoun dipilih menjadi ketua grup pecinta anime tersebut. Selain menjadi ketua osis, Yoko juga termasuk anak yang jenius, menyukai hal-hal tentang dunia multimedia dan internet. Tak ada satupun orang yang berada di SMA Ijoun yang bisa menandingi kecerdasaanya di dunia maya kecuali satu orang. Dia Ajp salah satu sahabat Yoko dan juga musuh bebuyutan dalam dunia game online. Mereka berdua betah duduk didepan komputer berjam-jam hanya untuk bertanding game online. Satu hal buruk dari Ajp yaitu dia antisocial. Sikap yang membuatnya lebih memilih dunia maya dibandingkan dunia nyata.
Ada lagi Uchiha. Uchiha dan Ajp sudah saling mengenal mungkin sejak mereka masih dalam kandungan. Sebab kedua orang tua Uchiha dan Ajp adalah rekan bisnis. Uchiha sangat menyukai anime. Diantara anggota tomodachi, Uchiha yang mempunyai anime paling lengkap. Walaupun Uchiha sangat sulit memahami pelajaran menghitung, Uchiha mempunyai kemampuan mengingat yang sangat tajam. Itulah sebabnya teman-teman sering menganggap Uchiha adalah harddisk bernyawa.
Ozy dan Onta mereka berdua kembar namun mempunyai sifat yang berbeda. Seperti sebuah koin, meski mereka satu namun mempunyai sisi yang berbeda. Ozy sering sekali membuat keributan di sekolah. Berkali-kali Ozy dipanggil di ruang kepala sekolah namun tetap saja ulahnya yang usil sehingga dia dijuluki “Preman Ijoun” oleh orang lain. Dan hanya satu yang kelemahan Ozy, yaitu Qonit pacar Ozy. Entah mengapa Ozy bisa jatuh cinta pada adik kelas dan takluk terhadap Qonit. Mungkin saja karena kecantikan Qonit yang membuat Ozy tergila-gila. Kebalikannya Ozy, Onta orangnya bijak. Onta yang paling bisa memberikan nasihat-nasihat kepada sahabat-sahabatnya. Meskipun dia orang yang paling bijak, Onta mempunyai sifat yang ramah, lucu, dan juga selalu menjadi penengah dalam setiap permasalahan.
Restu. Dia orang yang mempunyai tekat yang kuat, pekerja keras dan juga berfikiran tentang masa depan. Pantang menyerah sudah mendarah daging dalam dirinya. Dia akan melakukan apa saja demi mendapatkan apa yang diinginkan. Begitu juga dalam hal percintaan. Restu menyukai Shaf adik Yoko. Entah karena Shaf adik Yoko atau ada hal lain yang menyebabkan Restu tidak berani mengungkapkan perasaannya kepada Shaf. Hanya dapat mengagumi.
Dan anggota tomodachi yang terakhir adalah Wiki. Diantara semua teman-temannya, Wiki termasuk orang yang paling aneh. Tidak ada senyum ataupun rasa humor yang ada dihidupnya. Wiki tipe orang yang tidak suka membuang energy untuk hal yang tidak penting menurutnya. Seperti berteriak, banyak bicara, marah, atau mengurusi urusan orang lain. Sungguh orang yang cuek dan dingin. Banyak orang yang percaya, sifat dingin Wiki mampu mengalahkan dinginnya es yang membeku. Memiliki wajah yang paling tampan diantara anggota tomodachi membuatnya terkenal diseluruh sekolah. Banyak cewek yang ingin mendekati Wiki namun itu hanyalah sia-sia saja. Takkan ada yang menyangka, orang se dingin Wiki memiliki kemampuan yang luar biasa. Dia dapat memecahkan suatu misteri ataupun sebuah teka-teki yang sulit dipecahkan orang lain. Detektif yang lebih tepat untuk menyebutkan kemampuannya.

Hari itu seperti biasa mereka berangkat sekolah bersama. Tujuh orang berjalan menuju kelas mereka 2-B. Tak ada yang istimewa di hari itu. Pelajaran berlangsung seperti biasa. Saat itu pelajaran matematika. Pelajaran yang menyengkan bagi Yoko dan sangat menakutkan bagi Uchiha. Tiba-tiba saja terdengar suara pengumunan dari speaker sekolah.

”Pengumuman! Diharapkan kepada semua siswa SMA Ijoun dari kelas 1, 2, dan 3 untuk segera berkumpul di lapangan sekolah secepatnya. Kepada semua guru segera berkumpul di ruang guru secepatnya. Saya ulangi! Diharapkan kepada semua siswa SMA Ijoun dari kelas 1, 2, dan 3 untuk segera berkumpul di lapangan sekolah secepatnya. Kepada semua guru segera berkumpul di ruang guru secepatnya.”
Banyak siswa yang panik sehingga cepat-cepat berlarian keluar kelas dan menuju lapangan. Koridor menuju lapangan penuh sesak murid yang berdesakan. Mereka berjalan penuh dengan tanya yang tak mudah dijelaskan.
Wiki berhenti mendadak menyebabkan semua temannya juga ikut berhenti.
“Wiki, ada apa kamu berhenti? Kita harus cepat-cepat!” tanya Yoko bingung.
Tanpa basa-basi Wiki langsung menyelinap diantara murid yang akan menuju lapangan. Semua mengikuti tanpa tahu arah tujuan Wiki. Yang jelas arah Wiki berjalan berlawanan dengan arah menuju lapangan. Perjuangan yang cukup sulit menembus ratusan orang hingga mereka semua tiba di kantor guru.
“Mengapa kita ada disini?” tanya Ozy yang mulai kesal dengan Wiki yang hanya diam saja.
“Ozy, Ajp, Onta aku ingin kalian membuka jendela kantor dengan pelan. Usahakan jangan sampai menimbulkan bunyi. Uchiha, aku ingin kamu mengingat apa yang guru bicarakan. Kita akan menguping yang guru-guru katakan. Restu dan Yoko kalian bertugas menjaga situasi sekitar kantor guru. Jangan sampai ada orang yang tahu kita ada disini. Segera beri isarat apabila situasi gawat darurat. Jika tidak ada hal yang penting, tidak mungkin guru mengumpulkan semua murid di lapangan tepat pada jam 12 siang,” perintah Wiki kepada Uchiha. Sepertinya semua paham dan mulai menjalankan tugasnya masing-masing.
Hanya dalam 2 menit saja Ozy, Ajp, dan Onta sudah selesai membuka engsel jendela. Selanjutnya Uchiha yang bertugas mencatat dalam memori otaknya.
“Sudah tidak ada cara lagi.” kata kepala sekolah yang berdiri di depan memimpin rapat kilat itu.
“Aku yakin pasti ada cara yang lain. Semua pasti tidak akan rela membiarkan gedung sekolah yang sudah kita bangun bersama diambil alih oleh pihak tak manusiawi,” guru perempuan tua berkaca mata memprotes.
“Bagaimana kalau masalah ini kita bawa ke persidangan?” usul guru yang berbadan tegap dan mempunyai kumis tebal.
“Itu tidak mungkin terjadi. Kita tidak mempunyai surat kepemilikan sekolah yang sah. Ini sudah terlewat batas, sekolah kita SMA Ijoun akan dirubah menjadi pusat belanja mall.” tampak gugup kepala sekolah memandang keluar jendela.
Tiba-tiba saja terdengar bunyi yang mengagetkan.
“Yoko! Restu! Apa yang kalian lakukan disana?” teriak seorang guru yang terkenal killer dan juga disiplin.
“Sa sa saya pak,” Restu tampak gugup menjawab pertanyaan guru tersebut.
“Pak, saya sebagai ketua osis ingin mengecek dan menyuruh kelas 1 untuk segera ke lapangan. Dan saya mengajak Restu karena dia teman satu kelas saya.” alasan Yoko lumayan masuk akal dan membuat guru itu percaya.
“Ya sudah, kalian berdua segera pergi ke lapangan. Biar bapak yang mengurus ini,” perintah guru itu. Yoko dan Restu segera pura-pura batuk dengan suara yang keras memberikan isarat kepada teman-temannya dan berjalan menjauhi kantor guru.
“Apa yang kalian lakuakan? Apa ada orang lain disekitar sini sehingga kalian memberikan isarat kalau saya ada disini?” tanya guru killer itu mulai curiga.
“Tidak tidak pak, hanya batuk biasa. BYE PAK KITA AKAN BERTEMU DI LAPANGAN.” teriak Yoko memberikan isarat yang kedua. Guru itu juga berjalan meninggalakan kantor guru.
Uchiha sedang fokus mendengarkan pembicaraan guru-guru. Sedangkan Ozy, Onta dan Ajp sudah meninggalkan ruang guru ketika mendengar isarat Yoko. Tinggal Uchiha dan Wiki yang masih bertahan mendengarkan rapat guru.
Tak lama kemudian rapat selesai dengan melihatkan wajah yang kecewa. Sepertinya semua pasrah akan keadaan yang ada. Uchiha dan Wiki berjalan menjauhi kantor guru. Tampaknya banyak sekali murid yang sudah kembali dari lapangan. Tentunya itu hal yang menguntungkan sehingga Uchiha dan Wiki dengan bebas menuju kelas mereka.
Di dalam kelas Yoko, Restu, Ozy, Onta, dan Ajp sudah menunggu.
“Kita dipulangkan sekarang,” kata Restu dengan wajah bingung.
“Aku ingin menjelaskan sesuatu,” kata Wiki serius. Baru kali ini Wiki terlihat serius dan meninggalkan sifat dinginnya.
“Okey, kita sekarang berangkat ke rumahku. Sepertinya tidak aman untuk mengatakannya di sekolah.” ajak Yoko kemudian semua mengikuti.
“Satu hal yang aku suka dari rumah Yoko adalah aku bisa bertemu dengan Shaf tercinta.” Restu bicara sendiri dan tersenyum seperti orang gila.
30 menit kemudian mereka semua sampai di rumah Yoko. Tanpa menunggu lama mereka semua langsung menuju ruang belakang tempat meraka semua nongkrong.
“Loh Qonit, kamu ada disini?” tanya Ozy kepada pacarnya.
“Shaf adalah sahabatku, wajarkan kalau aku pergi bermain ke rumah Shaf,” jawab Qonit masih menikmati kue kering buatan mama Shaf.
“Sudah Zyyy, tidak ada waktu lagi,” Onta menarik Ozy yang cengar-cengir sambil melambaikan tangan kepada Qonit. Sikap anehnya muncul ketika ada Qonit.
Mereka semua berkumpul dan mulai membicarakan hal aneh yang terjadi di sekolah tadi.
“Yoko, Restu. Apa yang guru umumkan ketika kalian berada di lapangan?” tanya Wiki mulai bertanya.
“Mulai hari ini dan satu minggu ke depan sekolah diliburkan karena akan guru ada rapat penting,” Restu menjelaskan. Wiki hanya diam saja tanpa merespon yang dikatakan Restu.
“Uchiha tolong jelaskan kepada kami apa yang dikatakan guru ketika aku tidak memperhatikan tadi,” Wiki tampak bingung. Hal yang sangat langka terjadi.
“SMA Ijoun akan dibubarkan dan akan diganti menjadi mall. Tidak banyak yang dapat dilakukan. Dipersidangan SMA kita tidak mempunyai surat kepemilikan yang sah sehingga akan kalah melawan perusahaan. Namun salah satu guru memberikan usul untuk segera mencari surat tersebut. Dan hal itu ditolak oleh kepala sekolah katanya pemilik sah SMA Ijoun sudah meninggal 10 tahun yang lalu. Akhirnya semua guru kecuali guru perempuan tua berkaca mata setuju untuk membubarkan sekolah. Intinya seperti itu,” Uchiha menyudahi ceritanya.
“Aku tidak tahu masalah itu, aku kan ketua osis harusnya aku yang lebih dahulu tahu,” gerutu Yoko.
“Mungkin saja ini dirahasiakan agar semua tidak protes dan tidak terjadi hal yang diinginkan,” kata-kata Onta membuat semua orang manggut-manggut paham kecuali Wiki yang masih saja terdiam.
“Bagaimana kalau kita menyiarkan lewat dunia maya. Siapa tahu bisa membantu,” usul Ajp.
“Yup setuju! Ada facebook, twitter, yahoo gunakan saja!” Onta dan Ozy berteriak bersamaan.
“Aku tidak setuju,” kata Restu. “Kalau cara dunia maya sangat efisien tentunya sudah dari dulu guru-guru memberitahukan,” sambung Restu. Semua kembali terdiam.
“Teman-teman, apa kalian ingat guru perempuan tua yang memakai kaca mata ?? bukannya dia satu-satunya guru yang menolak sekolah dibubarkan. Bagaimana kalau kita meminta bantuan guru itu? Tapi sayangnya aku tidak tahu nama guru itu, ada yang tahu?” tanya Wiki sambil memegang kepalanya tanda dia sedang berfikir.
“Tidak,” kata Onta.
“Tidak,” kata Ozy.
“Tidak kenal,” kata Ajp.
“Tidak pernah bertemu,” kata Restu.
“Jelas diingatanku tidak ada. Yoko apa kamu kenal?” tanya Uchiha.
“Aku lupa namanya,” Yoko mengacak-acak rambutnya mencoba mengingat.
Hening seketika tak ada yang tahu nama guru perempuan tua berkaca mata. Tiba-tiba saja Shaf muncul dengan Qonit.
“Aku mengenalnya. Dia bernama Bu Haru guru sastra,” kata Shaf membuat semua tersenyum terlebih Restu yang mulai cengar-cengir lagi.
“Dan kita tahu rumahnya,” sambung Qonit.
“Dimana dik ? cepat beritahu kakak,” Yoko memaksa teman adiknya untuk memberitahu.
“Hal gampang, namun izinkan kami berdua bergabung dalam misi ini,” Qonit bernegosiasi dengan Yoko.
“Tidak sayang, ini terlalu berbahaya. Aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa,” tampak jelas wajah Ozy menjadi khawatir mendengar Qonit akan ikut.
“Ya sudah, kami tidak akan memberitahu kalian. Bye!” Shaf dan Qonit meninggalkan Yoko dan kawan-kawan. Semua terdiam namun mengerti maksudnya. Semua setuju Shaf dan Qonit ikut dalam misi rahasia ini.
“Okey baiklah kalian berdua boleh ikut, namun resiko ditanggung sendiri!” teriak Yoko tanda setuju namun khawatir tentang keadaan adiknya.
“Horee. Baiklah ayo kita berangkat sekarang,” ajak Shaf.
Mereka pergi ke tempat yang diberitahu oleh Shaf dan Qonit. Butuh waktu yang cukup lama untuk mencapai tempat tersebut. Tempatnya termasuk desa bahkan mendekati hutan jauh dari perkotaan. Suasananya sunyi dan hanya ada suara hewan-hewan.
Hampir 1,5 jam perjalanan, mereka semua sampai di depan rumah sederhana yang mempunyai halaman depan yang luas. Belum sempat mengetuk pintu saja tiba-tiba pintu terbuka dan keluarlah wanita tua kali ini dia tidak memakai kaca mata.
“Selamat sore Bu Haru,” salam Shaf dengan sopan.
“Selamat sore. Silahkan masuk,” Bu Haru mempersilahkan masuk semuanya. Walaupun rumahnya sederhana namun tertata rapid an tentunya nyaman.
“Kalian murid SMA Ijoun kan? Mengapa kalian pergi kemari?” tanya Bu Haru memulai percakapan.
“Kami ingin bertanya tentang surat kepemilikan sekolah yang sah, kami ingin membantu untuk menyelamatkan sekolah,” Onta menjelaskan dengan wajah percaya diri.
“Percuma saja, surat itu…” jelas Bu Haru menggantung.
“Tidak diketahui keberadaannya. Sebab pemilik awal sekolah sudah meninggal 10 tahun yang lalu,” sambung Uchiha membuat Bu Haru shock.
“Bagaimana kalian bisa tahu segalanya? Padahal ini dirahasiakan dari murid,” Bu Haru kaget namun ekspresi wajahnya tetap saja dingin.
“Ceritanya panjang Bu capek kalau harus dijelaskan, Bu Haru tahu alamat rumah pak pemilik pertama?” tanya Ajp.
“Dulu waktu usia saya seperti kalian, saya mempunyai guru favorit di SMA Ijoun. Namanya Pak Nagawa. Dia adalah guru sastra terbaik yang pernah saya jumpai. Saya dan teman-teman sering bermain di rumahnya untuk bertanya tugas ataupun sekedar bermain karena rumahnya berada dilereng bukit. Suasananya enak. Awalnya kita semua tidak tahu kalau Pak Nagawa pemilik sah SMA Ijoun. Hingga suatu hari Pak Nagawa keluar dari sekolah dan jabatannya digantikan orang lain. Sejak saat itu tak ada kabar dari Pak Nagawa hingga 10 tahun yang lalu dikabarkan meninggal,” air mata Bu Haru menetes menandakan sedihnya kenangan manis yang berubah karena hal yang tak terpecahkan.
“Bagaimana kalau kita berangkat sekarang?” Ozy bersiap untuk berangkat.
“Duduk dulu, tidakkah kamu lihat kalau ini sudah hampir malam,” gertak Qonit membuat Ozy diam dan mereka semua tertawa.
Kecuali satu orang, Wiki. Dari tadi dia hanya diam mendengarkan sambil diam. Manusia berhati es yang takkan pernah mencair.
“Bagaimana kalau kalian menginap disini saja, besok pagi kita cari rumah Pak Nagawa bersama,” saran Bu Haru dan semua setuju.
Malam yang dingin tanpa ada persiapan untuk menginap. Setelah makan malam semua pergi tidur kecuali Wiki. Dia masih belum bisa tidur. Entah memikirkan cara menyelesaikan masalah ini ataukan memikirkan hal yang lain.
Esok paginya setelah makan pagi mereka siap untuk mencari alamat rumah Pak Nagawa. Dengan membawa bekal secukupnya mereka berangkat. Hal pertama yang mereka lewati adalah sawah-sawah hingga sampai di pinggir hutan. 2 jam perjalanan tak terasa namun belum juga sampai di tempat Pak Nagawa.
Mereka mulai mendaki bukit kecil yang ada ditengah-tengah hutan. Tiba-tiba saja BUUKKK!!! Wiki jatuh dari jalan kecil di tebing. Untung saja tangan Shaf memegang tangan Wiki.
“Shaf.. lepaskan saja. Lanjutkan perjalananmu.” mohon Wiki kepada Shaf yang masih bertahan.
“Tidak kak, Shaf tidak akan melepaskan tangan kakak. Kalaupun kakak jatuh dalam jurang itu, Shaf juga akan ikut jatuh bersama kakak,” jelas Shaf semakin erat memegang tangan Wiki.
“Bersikaplah dewasa Shaf. Lepaskan tanganku. Yang lain masih membutuhkanmu dan jangan membuang waktumu hanya untuk menyelamatkanku,” pinta Wiki kali ini dengan sedikit berteriak.
“Tidak akan Shaf lepaskan kak. Shaf sayang kak Wiki. Shaf tak ingin kehilangan kak Wiki. Kakak bertahan. Kakak jangan dilepaskan. TTOOOLLLOOOONNGGG!!!” teriak Shaf.
Mendengar Shaf berteriak semua yang ada di depan langsung kembali melihat keadaan. Yoko sangat shock melihat keadaan adik dan sahabatnya yang dalam bahaya. Segera Yoko memegang tangan Shaf, namun yang terjadi Shaf jatuh ke dalam jurang bersama Wiki.
“SSHHAAAFFFF!!!” teriak Yoko ke arah jurang tersebut. Hanya hampa kosong tak ada apa-apa yang didengar.
“Aku kakak yang jahat, tidak seharusnya aku mengizinkan Shaf ikut dalam misi ini. Tuhan mengapa harus adikku yang merasakan beban berat ini,” Yoko berteriak sambil menangis.
Sunyi senyap tak ada yang berani berbicara. Hanya suara tangis isak Yoko yang memecah kesunyian disana. Mereka telah kehilangan sosok sahabat, adik, dan juga orang yang mereka sayangi.
“Kita sebaiknya kembali dan tidak mencampuri urusan guru-guru,” kata Restu pasrah dengan keadaan.
“Aku setuju, kita tidak akan bisa melanjutkan perjalanan. Pulang saja,” Uchiha menambahkan.
“TIDAAKK! Kita tidak boleh menyerah. Kita harus melanjutkan,” Ajp memberikan argumentasinya.
“Apa kamu gila Ajp? Dua teman kita sudah menjadi korban. Bagaimana kalau didepan akan ada banyak korban lagi? Tidakkah kamu kasihan terhadap kondisi Yoko!” kata Onta sambil berteriak didepan Ajp.
“Aku tidak menyangka, sahabat itu selalu menolong dalam susah ataupun senang. Dan yang membuat aku lebih tidak menyangka adalah kalian menganggap Wiki dan Shaf sudah meninggal. Aku tahu, hidupku memang lebih banyak ada di dunia maya dan membenci orang didunia nyata. Tapi yang aku pahami di dunia nyata adalah saling percaya. Tidakkah kalian sadari pengorbanan yang telah Wiki dan Shaf lakukan? Kita harus melanjutkan yang sudah Wiki awali,” kata Ajp menjelaskan dengan tegas.
“Aku juga setuju dengan kak Ajp. Shaf itu sahabatku dan aku tak ingin lemah hanya karena dia tidak ada disampingku,” lanjut Qonit setuju. Dimana ada Qonit pastinya ada Ozy yang ngikut.
“Lalu siapa yang akan memimpin? Tidak mungkin Yoko. Kondisinya masih belum stabil,” tanya Restu masih terduduk disamping Yoko yang masih tetap memandangi jurang tempat Shaf dan Wiki terjatuh.
“Aku yang akan memimpin perjalanan kita,” jawab Ajp.
Setelah itu semua pergi melanjutkan perjalanan yang dipimpin Ajp. Semua orang dapat berubah sesuai keadaan  yang mendesak. Seperti halnya Ajp, yang awalnya antisosial antiorganisasi dan bahkan tidak mungkin menjadi seorang pemimpin sekarang berubah menjadi seorang yang tegas berwibawa, tegas, dan tentunya menjadi pemimpin darurat yang dapat diandalkan.
Waktu terus berjalan tak terasa rombongan itu tiba di sebuah desa yang sangat terpencil. Langsung saja Bu Haru menunjuk ke sebuah rumah yang terliahat sudah lama tidak ditinggali. Rumah tua yang terletak diantara rumah-rumah tua lainnya.
“Sepertinya tidak ada penghuninya?” tanya kepada teman-temannya.
“Bukankah Pak Nagawa sudah meninggal 10 tahun yang lalu? Pastinya rumah ini kosong tak berpenghuni.” Uchiha menjelaskan.
“Aku tidak tahu kalau Pak Nagawa mempunyai keturunan,” sambung Bu Haru.
Tiba-tiba saja datang seorang perempuan menghampiri kelompok itu. Tak ada yang mengenali orang tersebut. Pakaiannya yang compang-camping membuat semuanya ketakutan.
“Tak apa, tak apa jangan takut.” kata  orang itu sambil mendekat.
“I ibu si siapa?” tanya Ozy sambil menggandeng tangan Qonit siap untuk kabur.
“Saya yang mempunyai rumah ini, ada yang bisa saya bantu? Nama saya Hirosi,” tanya orang itu menawarkan.
“Kami dari SMA Ijoun, sekolah milik Pak Nagawa.” sambung Onta cepat-cepat.
“Iya benar, apa ibu masih mempunyai data surat kepemilikan sekolah?” tanya Restu menambahkan.
Ibu Hirosi hanya terdiam, matanya tiba-tiba berkaca-kaca hendak menjatuhkan air matanya.
“5 tahun yang lalu, ada orang asing tak dikenal tiba-tiba membakar rumah ini. Semua yang ada didalamnya hangus terbakar. Aku tidak tahu apa kesalahan Ayahku sehingga banyak orang yang ingin menghancurkannya,” jelas Bu Hirosi dengan sayu. Suasana desa yang sunyi ditambah atmosfer yang sedih membuat sangat tidak nyaman.
“Oh iya, apakah diantara kalian ada yang mengenal Wiki dan Shaf?” tanya Bu Hirosi membuat semua kaget.
“SHAF! DIA ADIKKU. DIMANA SHAF? DIMANA SHAF?” Yoko yang dari tadi hanya diam saja mendadak histeris mendengar nama adiknya disebut.
“Ibu tadi menemukan mereka jatuh dari tebing saat mencari kayu. Awalnya ibu mendengar suara perempuan menangis meneriaki nama nak Wiki,” jelasnya.
Tanpa menunggu perintah, mereka semua langsung mengikuti Bu Hirosi menuju belakang rumah Pak Nagawa. Tampak disamping rumah, puing-puing bekas terbakar berserakan. Harapan yang mulanya bergejolak kini hilang padam bagai tersiram api. Perjalanan yang jauh dan meleahkan terbayar dengan rasa kecewa yang mendalam. Satu hal yang terpikirkan adalah segera pulang dan menyiapkan mental untuk menyaksikan sekolahnya yang akan dihancurkan.
“SHAAFFF!” teriak Yoko ketika mengetahui adik kesayangannya. Segera saja Yoko mendatangi Shaf dan segera memeluknya.
“Wiki kau masih hidup? Aku pikir kamu sudah mati!” teriak Uchiha tak kalah histerisnya.
“Uchiha, perkataanmu menyakitkan,” respon Wiki datar. Semua tertawa mendengar.
“Wah Shaf, sepertinya Wiki punya hutang nyawa nih. Kamu kan sudah menyelamatkan nyawanya. Hahaha.” kali ini giliran Ozy yang meledek.
“Kak Ozy salah. Sebenarnya Kak Wiki yang sudah menyelamatkan Shaf. Saat terjatuh Kak Wiki memegangi tangan Shaf terus. Kalau tidak Shaf pasti sudah terjatuh dan membentur batu,” Shaf membela Wiki. Sudah lama Shaf menyukai Wiki namun rasa cintanya takkan pernah tersampaikan karena rasa takut.
“Ciyee ciyee. Tak aku sangka Kak Wiki yang manusia es mempunyai hati yang empuk seperti roti,” kali ini gantian Qonit yang mengejek.
“Ehem ehem,” suara Restu membuat semuanya diam. “Wiki, tidak ku sangka. Bukankah kamu sudah tahu kalau aku mencintai Shaf. Sudah sejak dulu. Kalau kamu memang mencintai Shaf bagaimana kalau kita bertanding secara suportif.” tantang Restu dengan penuh amarah. Dengan kesal Restu keluar dan menutup pintu dengan membantingnya.
Dengan menahan rasa sakit akibat terjatuh, Wiki berlari mengejar Restu. Semuanya tahu, banyak persahabatan yang hancur dikarenakan sebuah cinta. Itulah yang tidak diinginkan oleh Wiki.
“Restu tunggu, sepertinya kau salah paham!” teriak Wiki tetap mengejar.
“Apanya yang salah paham. Bukankah kita sudah mendengar dengan jelas?” Restu berhenti dan menoleh.
“Aku sama sekali tidak mencintai Shaf, bukannya kamu sudah tahu perempuan yang aku cintai adalah Amel. Teman SMP kita. Aku tahu Amel pergi meninggalkan kita bukan karena keinginannya. Dan aku akan terus menunggunya sampai dia kembali. Aku hanya menganggap Shaf sebagai adik saja,” jelas Wiki jujur.
“Kak Wiki,” suara Shaf mengejutkan. Air matanya meleleh melewati mata indahnya.
“Shaf maafkan aku. Aku tidak bisa memaksakan. Hati ini sudah terlanjur memilih. Lihatlah orang disekitarmu. Restu. Dia tulus mencintaimu,” Wiki mendekati Shaf yang mulai menangis.
“Tapi kaakk… Shaf hanya cinta sama Kak Wiki,” kata Shaf meyakinkan.
“Percayalah Shaf. Jika kamu ingin mendengar jawaban cinta dari aku, tentunya yang akan kamu dengar hanyalah sebuah kebohongan. Life must go on. Jangan biarkan kamu menunggu orang yang sama sekali tidak menunggumu.” Wiki menepuk bahu Shaf. Langsung saja Shaf memeluk Wiki.
“Kakak tahu semua ini salah kakak. Kakak sayang kamu Shaf. Tapi sayang sebagai adik dan itu tidak mungkin bisa lebih,” tambah Wiki. Shaf hanya diam saja.
“Iyosh… Aku sudah tahu dan paham. Perasaan itu memang abstrak jadi sulit untuk dipahami. Aku baru dapat membedakan antara cinta dan mengagumi. Dan aku paham bahwa cinta itu tidak bisa dipaksakan. Aku sekarang tidak akan memaksa Shaf lagi. Aku lebih senang kalau Shaf menjadi adik aku. Itu akan lebih menyenangkan dibandingkan sebuah ikatan hubungan,” kata Restu mendekati Wiki dan Shaf. Wiki hanya tersenyum.
“Wiki, maafkan aku yang telah egois. Aku hanya memikirkan diri sendiri. Aku yakin dimana ada persahabatan disitulah ada cinta dan dimana ada cinta belum tentu ada persahabatan. Terima kasih kawan,” Restu tersenyum dan mulai merangkul Wiki.
Mereka bertiga bersama-sama masuk ke dalam rumah Bu Hirosi. Semua yang ada disana tersenyum melihat persahabatan yang kokoh meski diterjang badai. Semua berdiri dan mulai memeluk Wiki dan Restu. Keceriaan itu muncul kembali. Sebuah persahabatan secantik bungkus permen dan semanis rasa permen.
Tiba-tiba saja Ozy menabrak sebuah lemari hingga rusak. Disitu ada sebuah kotak kecil dari besi. Sebuah kata bertuliskan “Membuat pintar juga dapat membuat bencana” namun dengan tulisan yang terbalik membuat sebuah teka-teki sederhana tentang password kunci.
“Ini bidangmu kawan,” Yoko tersenyum kepada Wiki.
Hanya dengan hitungan detik, kotak itu dapat terbuka. Didalamnya terdapat surat kepemilikan SMA Ijoun yang sah. Mereka semua berteriak riang karena telah berhasil menyelamatkan sekolah.
“Wiki, bagaimana kamu dapat mengetahui password kotak ini?” tanya Onta.
“Gampang, membuat pintar dan juga membuat bencana. Hal pertama yang ada dipikiranku adalah sekolah. Membuat pintar untuk yang berbuat baik dan membuat bencana untuk yang melakukan kejahatan.” Wiki menjelaskan dengan detail. Semua member tepuk tangan atas kemampuannya itu.
Sore itu mereka pulang dengan rasa bangga. Banyak cerita mereka hari itu. Sepanjang perjalanan mereka asik mengungkapkan pendapatnya tentang petualangan mereka. Kebersamaan yang takkan terlupakan.

Esok harinya semua bersiap-siap untuk sidang mengembalikan SMA Ijoun yang akan dibangun menjadi mall. Wiki menjadi pengacara dan Uchiha menjadi asisten pengacara. Sedangkan yang lain menjadi saksi.
Sidang yang berlangsung lebih dari 3 jam itu akhirnya dimenangkan oleh pihak tomodachi. Kepala sekolah yang lama dipenjara karena dituding korupsi dengan menjual sekolah demi keuntungan pribadi. Sedangkan Bu Haru diangkat sebagai kepala sekolah yang baru.
Nama SMA Ijoun dirubah menjadi SMA Tomodachi untuk menghormati Yoko dan kawan-kawan. Sejak saat itu genk Tomodachi berjumlah 9 dan merupakan genk paling favorit diseluruh sekolah. SMA Tomodachi menjadi lebih maju.
Akhir yang manis. Persahabatan mereka berlangsung kemarin, hari ini, esok, dan seterusnya. Tak ada kata untuk menyerah jika masih ada kawan yang berdiri disamping kita. Kita kuat karena teman dan kita jatuh karena teman. Teman sejati pastinya akan menolong disaat terjatuh, mengobati luka dihati dan juga sebuah persahabatan akan berbuah manis semanis permen.
“Apakah persahabatan kita akan selamanya berlangsung? Sedangkan kita akan berpisah untuk kuliah ditempat yang berbeda?” tanya Ajp.
Mereka semua tersenyum dan berkata “BIARKAN WAKTU YANG MENJAWAB”


*The End*











 
Rotating X-Steel Pointer