TOMODACHI
Di dunia ini tentunya banyak sekali
cerita manis dan juga indah. Seperti indahnya tinta yang tertulis di atas
perkamen tua. Namun didalam hati seorang tentunya tersimpan sebuah cerita indah
yang takkan pernah dilupakan. Cerita cinta, sahabat, kebersamaan, dan juga
tawa. Sahabat itu seperti sekotak permen. Meski memiliki bentuk dan rasa yang
berbeda namun tetap satu nama yaitu PERMEN.
Tak
ada kisah yang paling indah selain kisah ke tujuh sahabat ini. Mereka
bersahabat sejak SMP. Layaknya sekotak permen, mereka mempunyai sifat dan juga
kepribadian yang berbeda. Namun satu hal yang membuat mereka sama. Yaitu kebersamaan
dan juga sama-sama menyukai anime Jepang. Hingga sampai saat ini mereka duduk
kelas 2 SMA persahabatan mereka masih tetap utuh. Tujuh sahabat itu mereka
menyebutnya TOMODACHI. Diambil dari bahasa Jepang yang berarti “Sahabat”.
Yoko
ketua dari tomodachi, mungkin karena Yoko ketua osis di SMA Ijoun dipilih
menjadi ketua grup pecinta anime tersebut. Selain menjadi ketua osis, Yoko juga
termasuk anak yang jenius, menyukai hal-hal tentang dunia multimedia dan
internet. Tak ada satupun orang yang berada di SMA Ijoun yang bisa menandingi
kecerdasaanya di dunia maya kecuali satu orang. Dia Ajp salah satu sahabat Yoko
dan juga musuh bebuyutan dalam dunia game online. Mereka berdua betah duduk
didepan komputer berjam-jam hanya untuk bertanding game online. Satu hal buruk
dari Ajp yaitu dia antisocial. Sikap yang membuatnya lebih memilih dunia maya
dibandingkan dunia nyata.
Ada
lagi Uchiha. Uchiha dan Ajp sudah saling mengenal mungkin sejak mereka masih
dalam kandungan. Sebab kedua orang tua Uchiha dan Ajp adalah rekan bisnis.
Uchiha sangat menyukai anime. Diantara anggota tomodachi, Uchiha yang mempunyai
anime paling lengkap. Walaupun Uchiha sangat sulit memahami pelajaran
menghitung, Uchiha mempunyai kemampuan mengingat yang sangat tajam. Itulah
sebabnya teman-teman sering menganggap Uchiha adalah harddisk bernyawa.
Ozy
dan Onta mereka berdua kembar namun mempunyai sifat yang berbeda. Seperti
sebuah koin, meski mereka satu namun mempunyai sisi yang berbeda. Ozy sering
sekali membuat keributan di sekolah. Berkali-kali Ozy dipanggil di ruang kepala
sekolah namun tetap saja ulahnya yang usil sehingga dia dijuluki “Preman Ijoun”
oleh orang lain. Dan hanya satu yang kelemahan Ozy, yaitu Qonit pacar Ozy.
Entah mengapa Ozy bisa jatuh cinta pada adik kelas dan takluk terhadap Qonit.
Mungkin saja karena kecantikan Qonit yang membuat Ozy tergila-gila.
Kebalikannya Ozy, Onta orangnya bijak. Onta yang paling bisa memberikan
nasihat-nasihat kepada sahabat-sahabatnya. Meskipun dia orang yang paling bijak,
Onta mempunyai sifat yang ramah, lucu, dan juga selalu menjadi penengah dalam
setiap permasalahan.
Restu.
Dia orang yang mempunyai tekat yang kuat, pekerja keras dan juga berfikiran
tentang masa depan. Pantang menyerah sudah mendarah daging dalam dirinya. Dia
akan melakukan apa saja demi mendapatkan apa yang diinginkan. Begitu juga dalam
hal percintaan. Restu menyukai Shaf adik Yoko. Entah karena Shaf adik Yoko atau
ada hal lain yang menyebabkan Restu tidak berani mengungkapkan perasaannya
kepada Shaf. Hanya dapat mengagumi.
Dan
anggota tomodachi yang terakhir adalah Wiki. Diantara semua teman-temannya,
Wiki termasuk orang yang paling aneh. Tidak ada senyum ataupun rasa humor yang
ada dihidupnya. Wiki tipe orang yang tidak suka membuang energy untuk hal yang
tidak penting menurutnya. Seperti berteriak, banyak bicara, marah, atau
mengurusi urusan orang lain. Sungguh orang yang cuek dan dingin. Banyak orang
yang percaya, sifat dingin Wiki mampu mengalahkan dinginnya es yang membeku.
Memiliki wajah yang paling tampan diantara anggota tomodachi membuatnya
terkenal diseluruh sekolah. Banyak cewek yang ingin mendekati Wiki namun itu
hanyalah sia-sia saja. Takkan ada yang menyangka, orang se dingin Wiki memiliki
kemampuan yang luar biasa. Dia dapat memecahkan suatu misteri ataupun sebuah
teka-teki yang sulit dipecahkan orang lain. Detektif yang lebih tepat untuk
menyebutkan kemampuannya.
Hari
itu seperti biasa mereka berangkat sekolah bersama. Tujuh orang berjalan menuju
kelas mereka 2-B. Tak ada yang istimewa di hari itu. Pelajaran berlangsung
seperti biasa. Saat itu pelajaran matematika. Pelajaran yang menyengkan bagi
Yoko dan sangat menakutkan bagi Uchiha. Tiba-tiba saja terdengar suara
pengumunan dari speaker sekolah.
”Pengumuman!
Diharapkan kepada semua siswa SMA Ijoun dari kelas 1, 2, dan 3 untuk segera
berkumpul di lapangan sekolah secepatnya. Kepada semua guru segera berkumpul di
ruang guru secepatnya. Saya ulangi! Diharapkan kepada semua siswa SMA Ijoun
dari kelas 1, 2, dan 3 untuk segera berkumpul di lapangan sekolah secepatnya.
Kepada semua guru segera berkumpul di ruang guru secepatnya.”
Banyak
siswa yang panik sehingga cepat-cepat berlarian keluar kelas dan menuju
lapangan. Koridor menuju lapangan penuh sesak murid yang berdesakan. Mereka
berjalan penuh dengan tanya yang tak mudah dijelaskan.
Wiki
berhenti mendadak menyebabkan semua temannya juga ikut berhenti.
“Wiki,
ada apa kamu berhenti? Kita harus cepat-cepat!” tanya Yoko bingung.
Tanpa
basa-basi Wiki langsung menyelinap diantara murid yang akan menuju lapangan.
Semua mengikuti tanpa tahu arah tujuan Wiki. Yang jelas arah Wiki berjalan
berlawanan dengan arah menuju lapangan. Perjuangan yang cukup sulit menembus
ratusan orang hingga mereka semua tiba di kantor guru.
“Mengapa
kita ada disini?” tanya Ozy yang mulai kesal dengan Wiki yang hanya diam saja.
“Ozy,
Ajp, Onta aku ingin kalian membuka jendela kantor dengan pelan. Usahakan jangan
sampai menimbulkan bunyi. Uchiha, aku ingin kamu mengingat apa yang guru
bicarakan. Kita akan menguping yang guru-guru katakan. Restu dan Yoko kalian
bertugas menjaga situasi sekitar kantor guru. Jangan sampai ada orang yang tahu
kita ada disini. Segera beri isarat apabila situasi gawat darurat. Jika tidak
ada hal yang penting, tidak mungkin guru mengumpulkan semua murid di lapangan
tepat pada jam 12 siang,” perintah Wiki kepada Uchiha. Sepertinya semua paham
dan mulai menjalankan tugasnya masing-masing.
Hanya
dalam 2 menit saja Ozy, Ajp, dan Onta sudah selesai membuka engsel jendela.
Selanjutnya Uchiha yang bertugas mencatat dalam memori otaknya.
“Sudah
tidak ada cara lagi.” kata kepala sekolah yang berdiri di depan memimpin rapat
kilat itu.
“Aku
yakin pasti ada cara yang lain. Semua pasti tidak akan rela membiarkan gedung
sekolah yang sudah kita bangun bersama diambil alih oleh pihak tak manusiawi,”
guru perempuan tua berkaca mata memprotes.
“Bagaimana
kalau masalah ini kita bawa ke persidangan?” usul guru yang berbadan tegap dan
mempunyai kumis tebal.
“Itu
tidak mungkin terjadi. Kita tidak mempunyai surat kepemilikan sekolah yang sah.
Ini sudah terlewat batas, sekolah kita SMA Ijoun akan dirubah menjadi pusat
belanja mall.” tampak gugup kepala sekolah memandang keluar jendela.
Tiba-tiba
saja terdengar bunyi yang mengagetkan.
“Yoko!
Restu! Apa yang kalian lakukan disana?” teriak seorang guru yang terkenal
killer dan juga disiplin.
“Sa
sa saya pak,” Restu tampak gugup menjawab pertanyaan guru tersebut.
“Pak,
saya sebagai ketua osis ingin mengecek dan menyuruh kelas 1 untuk segera ke
lapangan. Dan saya mengajak Restu karena dia teman satu kelas saya.” alasan
Yoko lumayan masuk akal dan membuat guru itu percaya.
“Ya
sudah, kalian berdua segera pergi ke lapangan. Biar bapak yang mengurus ini,” perintah
guru itu. Yoko dan Restu segera pura-pura batuk dengan suara yang keras
memberikan isarat kepada teman-temannya dan berjalan menjauhi kantor guru.
“Apa
yang kalian lakuakan? Apa ada orang lain disekitar sini sehingga kalian
memberikan isarat kalau saya ada disini?” tanya guru killer itu mulai curiga.
“Tidak
tidak pak, hanya batuk biasa. BYE PAK KITA AKAN BERTEMU DI LAPANGAN.” teriak
Yoko memberikan isarat yang kedua. Guru itu juga berjalan meninggalakan kantor
guru.
Uchiha
sedang fokus mendengarkan pembicaraan guru-guru. Sedangkan Ozy, Onta dan Ajp
sudah meninggalkan ruang guru ketika mendengar isarat Yoko. Tinggal Uchiha dan
Wiki yang masih bertahan mendengarkan rapat guru.
Tak
lama kemudian rapat selesai dengan melihatkan wajah yang kecewa. Sepertinya
semua pasrah akan keadaan yang ada. Uchiha dan Wiki berjalan menjauhi kantor
guru. Tampaknya banyak sekali murid yang sudah kembali dari lapangan. Tentunya
itu hal yang menguntungkan sehingga Uchiha dan Wiki dengan bebas menuju kelas
mereka.
Di
dalam kelas Yoko, Restu, Ozy, Onta, dan Ajp sudah menunggu.
“Kita
dipulangkan sekarang,” kata Restu dengan wajah bingung.
“Aku
ingin menjelaskan sesuatu,” kata Wiki serius. Baru kali ini Wiki terlihat
serius dan meninggalkan sifat dinginnya.
“Okey,
kita sekarang berangkat ke rumahku. Sepertinya tidak aman untuk mengatakannya
di sekolah.” ajak Yoko kemudian semua mengikuti.
“Satu
hal yang aku suka dari rumah Yoko adalah aku bisa bertemu dengan Shaf
tercinta.” Restu bicara sendiri dan tersenyum seperti orang gila.
30
menit kemudian mereka semua sampai di rumah Yoko. Tanpa menunggu lama mereka
semua langsung menuju ruang belakang tempat meraka semua nongkrong.
“Loh
Qonit, kamu ada disini?” tanya Ozy kepada pacarnya.
“Shaf
adalah sahabatku, wajarkan kalau aku pergi bermain ke rumah Shaf,” jawab Qonit
masih menikmati kue kering buatan mama Shaf.
“Sudah
Zyyy, tidak ada waktu lagi,” Onta menarik Ozy yang cengar-cengir sambil
melambaikan tangan kepada Qonit. Sikap anehnya muncul ketika ada Qonit.
Mereka
semua berkumpul dan mulai membicarakan hal aneh yang terjadi di sekolah tadi.
“Yoko,
Restu. Apa yang guru umumkan ketika kalian berada di lapangan?” tanya Wiki
mulai bertanya.
“Mulai
hari ini dan satu minggu ke depan sekolah diliburkan karena akan guru ada rapat
penting,” Restu menjelaskan. Wiki hanya diam saja tanpa merespon yang dikatakan
Restu.
“Uchiha
tolong jelaskan kepada kami apa yang dikatakan guru ketika aku tidak
memperhatikan tadi,” Wiki tampak bingung. Hal yang sangat langka terjadi.
“SMA
Ijoun akan dibubarkan dan akan diganti menjadi mall. Tidak banyak yang dapat
dilakukan. Dipersidangan SMA kita tidak mempunyai surat kepemilikan yang sah
sehingga akan kalah melawan perusahaan. Namun salah satu guru memberikan usul
untuk segera mencari surat tersebut. Dan hal itu ditolak oleh kepala sekolah
katanya pemilik sah SMA Ijoun sudah meninggal 10 tahun yang lalu. Akhirnya
semua guru kecuali guru perempuan tua berkaca mata setuju untuk membubarkan
sekolah. Intinya seperti itu,” Uchiha menyudahi ceritanya.
“Aku
tidak tahu masalah itu, aku kan ketua osis harusnya aku yang lebih dahulu tahu,”
gerutu Yoko.
“Mungkin
saja ini dirahasiakan agar semua tidak protes dan tidak terjadi hal yang
diinginkan,” kata-kata Onta membuat semua orang manggut-manggut paham kecuali
Wiki yang masih saja terdiam.
“Bagaimana
kalau kita menyiarkan lewat dunia maya. Siapa tahu bisa membantu,” usul Ajp.
“Yup
setuju! Ada facebook, twitter, yahoo gunakan saja!” Onta dan Ozy berteriak
bersamaan.
“Aku
tidak setuju,” kata Restu. “Kalau cara dunia maya sangat efisien tentunya sudah
dari dulu guru-guru memberitahukan,” sambung Restu. Semua kembali terdiam.
“Teman-teman,
apa kalian ingat guru perempuan tua yang memakai kaca mata ?? bukannya dia
satu-satunya guru yang menolak sekolah dibubarkan. Bagaimana kalau kita meminta
bantuan guru itu? Tapi sayangnya aku tidak tahu nama guru itu, ada yang tahu?”
tanya Wiki sambil memegang kepalanya tanda dia sedang berfikir.
“Tidak,”
kata Onta.
“Tidak,”
kata Ozy.
“Tidak
kenal,” kata Ajp.
“Tidak
pernah bertemu,” kata Restu.
“Jelas
diingatanku tidak ada. Yoko apa kamu kenal?” tanya Uchiha.
“Aku
lupa namanya,” Yoko mengacak-acak rambutnya mencoba mengingat.
Hening
seketika tak ada yang tahu nama guru perempuan tua berkaca mata. Tiba-tiba saja
Shaf muncul dengan Qonit.
“Aku
mengenalnya. Dia bernama Bu Haru guru sastra,” kata Shaf membuat semua
tersenyum terlebih Restu yang mulai cengar-cengir lagi.
“Dan
kita tahu rumahnya,” sambung Qonit.
“Dimana
dik ? cepat beritahu kakak,” Yoko memaksa teman adiknya untuk memberitahu.
“Hal
gampang, namun izinkan kami berdua bergabung dalam misi ini,” Qonit
bernegosiasi dengan Yoko.
“Tidak
sayang, ini terlalu berbahaya. Aku tidak ingin kamu kenapa-kenapa,” tampak jelas
wajah Ozy menjadi khawatir mendengar Qonit akan ikut.
“Ya
sudah, kami tidak akan memberitahu kalian. Bye!” Shaf dan Qonit meninggalkan Yoko
dan kawan-kawan. Semua terdiam namun mengerti maksudnya. Semua setuju Shaf dan
Qonit ikut dalam misi rahasia ini.
“Okey
baiklah kalian berdua boleh ikut, namun resiko ditanggung sendiri!” teriak Yoko
tanda setuju namun khawatir tentang keadaan adiknya.
“Horee.
Baiklah ayo kita berangkat sekarang,” ajak Shaf.
Mereka
pergi ke tempat yang diberitahu oleh Shaf dan Qonit. Butuh waktu yang cukup
lama untuk mencapai tempat tersebut. Tempatnya termasuk desa bahkan mendekati
hutan jauh dari perkotaan. Suasananya sunyi dan hanya ada suara hewan-hewan.
Hampir
1,5 jam perjalanan, mereka semua sampai di depan rumah sederhana yang mempunyai
halaman depan yang luas. Belum sempat mengetuk pintu saja tiba-tiba pintu
terbuka dan keluarlah wanita tua kali ini dia tidak memakai kaca mata.
“Selamat
sore Bu Haru,” salam Shaf dengan sopan.
“Selamat
sore. Silahkan masuk,” Bu Haru mempersilahkan masuk semuanya. Walaupun rumahnya
sederhana namun tertata rapid an tentunya nyaman.
“Kalian
murid SMA Ijoun kan? Mengapa kalian pergi kemari?” tanya Bu Haru memulai
percakapan.
“Kami
ingin bertanya tentang surat kepemilikan sekolah yang sah, kami ingin membantu
untuk menyelamatkan sekolah,” Onta menjelaskan dengan wajah percaya diri.
“Percuma
saja, surat itu…” jelas Bu Haru menggantung.
“Tidak
diketahui keberadaannya. Sebab pemilik awal sekolah sudah meninggal 10 tahun
yang lalu,” sambung Uchiha membuat Bu Haru shock.
“Bagaimana
kalian bisa tahu segalanya? Padahal ini dirahasiakan dari murid,” Bu Haru kaget
namun ekspresi wajahnya tetap saja dingin.
“Ceritanya
panjang Bu capek kalau harus dijelaskan, Bu Haru tahu alamat rumah pak pemilik
pertama?” tanya Ajp.
“Dulu
waktu usia saya seperti kalian, saya mempunyai guru favorit di SMA Ijoun.
Namanya Pak Nagawa. Dia adalah guru sastra terbaik yang pernah saya jumpai.
Saya dan teman-teman sering bermain di rumahnya untuk bertanya tugas ataupun
sekedar bermain karena rumahnya berada dilereng bukit. Suasananya enak. Awalnya
kita semua tidak tahu kalau Pak Nagawa pemilik sah SMA Ijoun. Hingga suatu hari
Pak Nagawa keluar dari sekolah dan jabatannya digantikan orang lain. Sejak saat
itu tak ada kabar dari Pak Nagawa hingga 10 tahun yang lalu dikabarkan
meninggal,” air mata Bu Haru menetes menandakan sedihnya kenangan manis yang
berubah karena hal yang tak terpecahkan.
“Bagaimana
kalau kita berangkat sekarang?” Ozy bersiap untuk berangkat.
“Duduk
dulu, tidakkah kamu lihat kalau ini sudah hampir malam,” gertak Qonit membuat
Ozy diam dan mereka semua tertawa.
Kecuali
satu orang, Wiki. Dari tadi dia hanya diam mendengarkan sambil diam. Manusia
berhati es yang takkan pernah mencair.
“Bagaimana
kalau kalian menginap disini saja, besok pagi kita cari rumah Pak Nagawa
bersama,” saran Bu Haru dan semua setuju.
Malam
yang dingin tanpa ada persiapan untuk menginap. Setelah makan malam semua pergi
tidur kecuali Wiki. Dia masih belum bisa tidur. Entah memikirkan cara menyelesaikan
masalah ini ataukan memikirkan hal yang lain.
Esok
paginya setelah makan pagi mereka siap untuk mencari alamat rumah Pak Nagawa.
Dengan membawa bekal secukupnya mereka berangkat. Hal pertama yang mereka
lewati adalah sawah-sawah hingga sampai di pinggir hutan. 2 jam perjalanan tak
terasa namun belum juga sampai di tempat Pak Nagawa.
Mereka
mulai mendaki bukit kecil yang ada ditengah-tengah hutan. Tiba-tiba saja
BUUKKK!!! Wiki jatuh dari jalan kecil di tebing. Untung saja tangan Shaf
memegang tangan Wiki.
“Shaf..
lepaskan saja. Lanjutkan perjalananmu.” mohon Wiki kepada Shaf yang masih
bertahan.
“Tidak
kak, Shaf tidak akan melepaskan tangan kakak. Kalaupun kakak jatuh dalam jurang
itu, Shaf juga akan ikut jatuh bersama kakak,” jelas Shaf semakin erat memegang
tangan Wiki.
“Bersikaplah
dewasa Shaf. Lepaskan tanganku. Yang lain masih membutuhkanmu dan jangan
membuang waktumu hanya untuk menyelamatkanku,” pinta Wiki kali ini dengan
sedikit berteriak.
“Tidak
akan Shaf lepaskan kak. Shaf sayang kak Wiki. Shaf tak ingin kehilangan kak
Wiki. Kakak bertahan. Kakak jangan dilepaskan. TTOOOLLLOOOONNGGG!!!” teriak
Shaf.
Mendengar
Shaf berteriak semua yang ada di depan langsung kembali melihat keadaan. Yoko
sangat shock melihat keadaan adik dan sahabatnya yang dalam bahaya. Segera Yoko
memegang tangan Shaf, namun yang terjadi Shaf jatuh ke dalam jurang bersama
Wiki.
“SSHHAAAFFFF!!!”
teriak Yoko ke arah jurang tersebut. Hanya hampa kosong tak ada apa-apa yang
didengar.
“Aku
kakak yang jahat, tidak seharusnya aku mengizinkan Shaf ikut dalam misi ini.
Tuhan mengapa harus adikku yang merasakan beban berat ini,” Yoko berteriak
sambil menangis.
Sunyi
senyap tak ada yang berani berbicara. Hanya suara tangis isak Yoko yang memecah
kesunyian disana. Mereka telah kehilangan sosok sahabat, adik, dan juga orang
yang mereka sayangi.
“Kita
sebaiknya kembali dan tidak mencampuri urusan guru-guru,” kata Restu pasrah
dengan keadaan.
“Aku
setuju, kita tidak akan bisa melanjutkan perjalanan. Pulang saja,” Uchiha
menambahkan.
“TIDAAKK!
Kita tidak boleh menyerah. Kita harus melanjutkan,” Ajp memberikan
argumentasinya.
“Apa
kamu gila Ajp? Dua teman kita sudah menjadi korban. Bagaimana kalau didepan
akan ada banyak korban lagi? Tidakkah kamu kasihan terhadap kondisi Yoko!” kata
Onta sambil berteriak didepan Ajp.
“Aku
tidak menyangka, sahabat itu selalu menolong dalam susah ataupun senang. Dan
yang membuat aku lebih tidak menyangka adalah kalian menganggap Wiki dan Shaf
sudah meninggal. Aku tahu, hidupku memang lebih banyak ada di dunia maya dan
membenci orang didunia nyata. Tapi yang aku pahami di dunia nyata adalah saling
percaya. Tidakkah kalian sadari pengorbanan yang telah Wiki dan Shaf lakukan?
Kita harus melanjutkan yang sudah Wiki awali,” kata Ajp menjelaskan dengan
tegas.
“Aku
juga setuju dengan kak Ajp. Shaf itu sahabatku dan aku tak ingin lemah hanya
karena dia tidak ada disampingku,” lanjut Qonit setuju. Dimana ada Qonit
pastinya ada Ozy yang ngikut.
“Lalu
siapa yang akan memimpin? Tidak mungkin Yoko. Kondisinya masih belum stabil,”
tanya Restu masih terduduk disamping Yoko yang masih tetap memandangi jurang
tempat Shaf dan Wiki terjatuh.
“Aku
yang akan memimpin perjalanan kita,” jawab Ajp.
Setelah
itu semua pergi melanjutkan perjalanan yang dipimpin Ajp. Semua orang dapat berubah
sesuai keadaan yang mendesak. Seperti
halnya Ajp, yang awalnya antisosial antiorganisasi dan bahkan tidak mungkin
menjadi seorang pemimpin sekarang berubah menjadi seorang yang tegas berwibawa,
tegas, dan tentunya menjadi pemimpin darurat yang dapat diandalkan.
Waktu
terus berjalan tak terasa rombongan itu tiba di sebuah desa yang sangat
terpencil. Langsung saja Bu Haru menunjuk ke sebuah rumah yang terliahat sudah
lama tidak ditinggali. Rumah tua yang terletak diantara rumah-rumah tua
lainnya.
“Sepertinya
tidak ada penghuninya?” tanya kepada teman-temannya.
“Bukankah
Pak Nagawa sudah meninggal 10 tahun yang lalu? Pastinya rumah ini kosong tak
berpenghuni.” Uchiha menjelaskan.
“Aku
tidak tahu kalau Pak Nagawa mempunyai keturunan,” sambung Bu Haru.
Tiba-tiba
saja datang seorang perempuan menghampiri kelompok itu. Tak ada yang mengenali
orang tersebut. Pakaiannya yang compang-camping membuat semuanya ketakutan.
“Tak
apa, tak apa jangan takut.” kata orang
itu sambil mendekat.
“I
ibu si siapa?” tanya Ozy sambil menggandeng tangan Qonit siap untuk kabur.
“Saya
yang mempunyai rumah ini, ada yang bisa saya bantu? Nama saya Hirosi,” tanya
orang itu menawarkan.
“Kami
dari SMA Ijoun, sekolah milik Pak Nagawa.” sambung Onta cepat-cepat.
“Iya
benar, apa ibu masih mempunyai data surat kepemilikan sekolah?” tanya Restu
menambahkan.
Ibu
Hirosi hanya terdiam, matanya tiba-tiba berkaca-kaca hendak menjatuhkan air
matanya.
“5
tahun yang lalu, ada orang asing tak dikenal tiba-tiba membakar rumah ini.
Semua yang ada didalamnya hangus terbakar. Aku tidak tahu apa kesalahan Ayahku
sehingga banyak orang yang ingin menghancurkannya,” jelas Bu Hirosi dengan
sayu. Suasana desa yang sunyi ditambah atmosfer yang sedih membuat sangat tidak
nyaman.
“Oh
iya, apakah diantara kalian ada yang mengenal Wiki dan Shaf?” tanya Bu Hirosi
membuat semua kaget.
“SHAF!
DIA ADIKKU. DIMANA SHAF? DIMANA SHAF?” Yoko yang dari tadi hanya diam saja
mendadak histeris mendengar nama adiknya disebut.
“Ibu
tadi menemukan mereka jatuh dari tebing saat mencari kayu. Awalnya ibu
mendengar suara perempuan menangis meneriaki nama nak Wiki,” jelasnya.
Tanpa
menunggu perintah, mereka semua langsung mengikuti Bu Hirosi menuju belakang
rumah Pak Nagawa. Tampak disamping rumah, puing-puing bekas terbakar
berserakan. Harapan yang mulanya bergejolak kini hilang padam bagai tersiram
api. Perjalanan yang jauh dan meleahkan terbayar dengan rasa kecewa yang
mendalam. Satu hal yang terpikirkan adalah segera pulang dan menyiapkan mental
untuk menyaksikan sekolahnya yang akan dihancurkan.
“SHAAFFF!”
teriak Yoko ketika mengetahui adik kesayangannya. Segera saja Yoko mendatangi
Shaf dan segera memeluknya.
“Wiki
kau masih hidup? Aku pikir kamu sudah mati!” teriak Uchiha tak kalah
histerisnya.
“Uchiha,
perkataanmu menyakitkan,” respon Wiki datar. Semua tertawa mendengar.
“Wah
Shaf, sepertinya Wiki punya hutang nyawa nih. Kamu kan sudah menyelamatkan
nyawanya. Hahaha.” kali ini giliran Ozy yang meledek.
“Kak
Ozy salah. Sebenarnya Kak Wiki yang sudah menyelamatkan Shaf. Saat terjatuh Kak
Wiki memegangi tangan Shaf terus. Kalau tidak Shaf pasti sudah terjatuh dan
membentur batu,” Shaf membela Wiki. Sudah lama Shaf menyukai Wiki namun rasa
cintanya takkan pernah tersampaikan karena rasa takut.
“Ciyee
ciyee. Tak aku sangka Kak Wiki yang manusia es mempunyai hati yang empuk
seperti roti,” kali ini gantian Qonit yang mengejek.
“Ehem
ehem,” suara Restu membuat semuanya diam. “Wiki, tidak ku sangka. Bukankah kamu
sudah tahu kalau aku mencintai Shaf. Sudah sejak dulu. Kalau kamu memang
mencintai Shaf bagaimana kalau kita bertanding secara suportif.” tantang Restu
dengan penuh amarah. Dengan kesal Restu keluar dan menutup pintu dengan
membantingnya.
Dengan
menahan rasa sakit akibat terjatuh, Wiki berlari mengejar Restu. Semuanya tahu,
banyak persahabatan yang hancur dikarenakan sebuah cinta. Itulah yang tidak
diinginkan oleh Wiki.
“Restu
tunggu, sepertinya kau salah paham!” teriak Wiki tetap mengejar.
“Apanya
yang salah paham. Bukankah kita sudah mendengar dengan jelas?” Restu berhenti
dan menoleh.
“Aku
sama sekali tidak mencintai Shaf, bukannya kamu sudah tahu perempuan yang aku
cintai adalah Amel. Teman SMP kita. Aku tahu Amel pergi meninggalkan kita bukan
karena keinginannya. Dan aku akan terus menunggunya sampai dia kembali. Aku
hanya menganggap Shaf sebagai adik saja,” jelas Wiki jujur.
“Kak
Wiki,” suara Shaf mengejutkan. Air matanya meleleh melewati mata indahnya.
“Shaf
maafkan aku. Aku tidak bisa memaksakan. Hati ini sudah terlanjur memilih.
Lihatlah orang disekitarmu. Restu. Dia tulus mencintaimu,” Wiki mendekati Shaf
yang mulai menangis.
“Tapi
kaakk… Shaf hanya cinta sama Kak Wiki,” kata Shaf meyakinkan.
“Percayalah
Shaf. Jika kamu ingin mendengar jawaban cinta dari aku, tentunya yang akan kamu
dengar hanyalah sebuah kebohongan. Life must go on. Jangan biarkan kamu
menunggu orang yang sama sekali tidak menunggumu.” Wiki menepuk bahu Shaf.
Langsung saja Shaf memeluk Wiki.
“Kakak
tahu semua ini salah kakak. Kakak sayang kamu Shaf. Tapi sayang sebagai adik
dan itu tidak mungkin bisa lebih,” tambah Wiki. Shaf hanya diam saja.
“Iyosh…
Aku sudah tahu dan paham. Perasaan itu memang abstrak jadi sulit untuk
dipahami. Aku baru dapat membedakan antara cinta dan mengagumi. Dan aku paham
bahwa cinta itu tidak bisa dipaksakan. Aku sekarang tidak akan memaksa Shaf
lagi. Aku lebih senang kalau Shaf menjadi adik aku. Itu akan lebih menyenangkan
dibandingkan sebuah ikatan hubungan,” kata Restu mendekati Wiki dan Shaf. Wiki
hanya tersenyum.
“Wiki,
maafkan aku yang telah egois. Aku hanya memikirkan diri sendiri. Aku yakin
dimana ada persahabatan disitulah ada cinta dan dimana ada cinta belum tentu
ada persahabatan. Terima kasih kawan,” Restu tersenyum dan mulai merangkul
Wiki.
Mereka
bertiga bersama-sama masuk ke dalam rumah Bu Hirosi. Semua yang ada disana tersenyum
melihat persahabatan yang kokoh meski diterjang badai. Semua berdiri dan mulai
memeluk Wiki dan Restu. Keceriaan itu muncul kembali. Sebuah persahabatan
secantik bungkus permen dan semanis rasa permen.
Tiba-tiba
saja Ozy menabrak sebuah lemari hingga rusak. Disitu ada sebuah kotak kecil
dari besi. Sebuah kata bertuliskan “Membuat pintar juga dapat membuat bencana”
namun dengan tulisan yang terbalik membuat sebuah teka-teki sederhana tentang
password kunci.
“Ini
bidangmu kawan,” Yoko tersenyum kepada Wiki.
Hanya
dengan hitungan detik, kotak itu dapat terbuka. Didalamnya terdapat surat
kepemilikan SMA Ijoun yang sah. Mereka semua berteriak riang karena telah
berhasil menyelamatkan sekolah.
“Wiki,
bagaimana kamu dapat mengetahui password kotak ini?” tanya Onta.
“Gampang,
membuat pintar dan juga membuat bencana. Hal pertama yang ada dipikiranku
adalah sekolah. Membuat pintar untuk yang berbuat baik dan membuat bencana
untuk yang melakukan kejahatan.” Wiki menjelaskan dengan detail. Semua member
tepuk tangan atas kemampuannya itu.
Sore
itu mereka pulang dengan rasa bangga. Banyak cerita mereka hari itu. Sepanjang
perjalanan mereka asik mengungkapkan pendapatnya tentang petualangan mereka.
Kebersamaan yang takkan terlupakan.
Esok
harinya semua bersiap-siap untuk sidang mengembalikan SMA Ijoun yang akan
dibangun menjadi mall. Wiki menjadi pengacara dan Uchiha menjadi asisten
pengacara. Sedangkan yang lain menjadi saksi.
Sidang
yang berlangsung lebih dari 3 jam itu akhirnya dimenangkan oleh pihak
tomodachi. Kepala sekolah yang lama dipenjara karena dituding korupsi dengan
menjual sekolah demi keuntungan pribadi. Sedangkan Bu Haru diangkat sebagai
kepala sekolah yang baru.
Nama
SMA Ijoun dirubah menjadi SMA Tomodachi untuk menghormati Yoko dan kawan-kawan.
Sejak saat itu genk Tomodachi berjumlah 9 dan merupakan genk paling favorit
diseluruh sekolah. SMA Tomodachi menjadi lebih maju.
Akhir
yang manis. Persahabatan mereka berlangsung kemarin, hari ini, esok, dan
seterusnya. Tak ada kata untuk menyerah jika masih ada kawan yang berdiri
disamping kita. Kita kuat karena teman dan kita jatuh karena teman. Teman
sejati pastinya akan menolong disaat terjatuh, mengobati luka dihati dan juga
sebuah persahabatan akan berbuah manis semanis permen.
“Apakah
persahabatan kita akan selamanya berlangsung? Sedangkan kita akan berpisah
untuk kuliah ditempat yang berbeda?” tanya Ajp.
Mereka
semua tersenyum dan berkata “BIARKAN WAKTU YANG MENJAWAB”
*The End*